Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai cerita tentang rekam jejaknya dulu sebelum menjadi pembantu presiden. Hal itu disampaikan Pigai saat memperkenalkan diri dalam rapat perdana dengan mitra kerjanya Komisi XIII DPR RI.
Pigai mengaku sempat menjadi tukang parkir di Departemen Tenaga Kerja wilayah Kalibata, Jakarta. Bahkan, Pigai bukan sosok nan sering membaca.
"Saya mungkin tidak terlalu banyak membaca ya, bahan-bahan nan disediakan oleh kami ya, lantaran saya sendiri berasal dari tukang parkir Pak dulu di Depnakertrans, Transmigrasi, Kalibata itu, saya tukang parkir, ahli parkir," kata Pigai kepada ketua dan personil Komisi XIII DPR RI di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10).
Setelahnya, Pigai menjadi tenaga kerja honorer hingga mendaftar CPNS. Dia sempat menjadi staf unik kedudukan struktural, ketua Komnas HAM, hingga akhirnya sekarang menjadi Menteri HAM pemerintahan Prabowo Subianto.
"Setelah itu jadi honor, sesudah honor jadi CPNS, CPNS jadi PNS jadi staf antar-antar surat fotokopi. Jadi staf khusus, dapat kedudukan struktural fungsional. Jadi ketua Komnas HAM, sekarang Menteri," tuturnya.
Dengan pengalamannya itu, dia merasa punya pengalaman untuk memimpin Kementerian HAM. Pigai memastikan bahwa dia memahami penataan organisasi kelembagaan.
"Oleh lantaran itu, penataan organisasi kelembagaan saya sudah pasti punya pengalaman," pungkasnya.
Menteri HAM: Baru Satu Program Saja Sudah Rp 8,3 Triliun, Saya Punya 200 Program
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menghadiri rapat perdana berbareng Komisi XIII DPR RI, pada Kamis (31/10/2024).
Pigai menyampaikan penjelasan dan argumen pihaknya mengusulkan anggaran Rp 20 triliun. Ia menyebut, baru program sosialisasi saja sudah menghabiskan Rp 8,3 triliun.
“Dari 283 ribu golongan nan basisnya di pedesaan, 1 golongan alias satu wilayah saja kita kasih Rp 100 juta maka Rp 8,3 triliun, itu untuk sosialisasi masyarakat lokal dan pedoman bawah,” kata Pigai dalam rapat.
Oleh lantaran itu, Pigai memastikan anggaran Rp 20 triliun bukan perihal besar, karena dia telah menyiapkan 200 program apalagi 1.000 program andaikan diterima oleh DPR.
“Untuk mencapai Rp 20 T, saya punya lebih 200 program nan tak perlu kita sebut, baru satu program saja sudah Rp 8,3 T,” kata dia.
“Belum lagi program nan lebih dari 100-200 program nan saya siapkan, jika bapak-ibu berkenan saya bisa bikin lebih dari 1.000 program,” sambungnya.
Program
Sebelumnya, Pigai menegaskan tidak mempunyai program 100 hari kerja, dia menyebut program nan dia buat untuk lima tahun.
“Kami tidak punya program 100 hari. kami punya program emergency conditions untuk membangun rakyat dan bangsa dan negara selama lima tahun jika dipertahankan,” kata Pigai dalam rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Sumber: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com