Pengamat: Suswono Figur Altruistis, Ucapannya Justru Tegaskan Bela Kaum Lemah

Sedang Trending 1 hari yang lalu

Liputan6.com, Jakarta - Permohonan permintaan maaf secara terbuka dari Calon Wakil Gubernur Jakarta Suswono atas pernyataannya nan kontroversial beberapa waktu nan lampau menuai pujian publik.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Bandung, Muhammad Fuady mengatakan bahwa slip of tongue alias terselip lidah dalam jagat perpolitikan tanah air kerap terjadi. Mulai level presiden hingga politisi di wilayah pernah mengalami itu. 

"Di masa Pilkada, sebaiknya politisi lebih berhati-hati dalam menata pesan kampanye lantaran pernyataan mereka mendapat perhatian publik. Sebuah program nan berbobot bagi masyarakat jangan teralihkan rumor nan kontraproduktif. Kelakar alias guyonan nan disampaikan di depan publik dapat dinilai serius dan bisa mengurangi berat program nan dikampanyekan,” ungkapnya.

Jika  ditelusuri, Fuady mengatakan, sebenarnya Suswono sedang menegaskan komitmen keberpihakan pada masyarakat lemah dan rentan seperti anak yatim dan kaum perempuan. Namun respons berupa kelakar atas pertanyaan audiens itulah nan justru menjadi sorotan.

"Suswono merupakan tipikal politisi nan tidak mendahulukan ego dan siap menerima kritik nan ditujukan padanya. Figur altruistis nan lebih mengutamakan kepentingan Bersama daripada kepentingan pribadinya. Bila ada sebagian politisi nan doyan menciptakan kontroversi untuk membangun popularitas, Suswono ini sebaliknya. Menahan laju rumor dengan permintaan maaf menunjukkan dia serius mau konsentrasi pada program Jakarta Maju," kata dia. 

Langkah Suswono dengan menjelaskan dan meminta maaf itu menurutnya sudah benar. 

"Ini bisa terjadi pada siapapun. Politisi memang perlu berhati-hati dalam merespons pertanyaan alias berkelakar. Tatkala politisi membikin guyonan, sebaiknya nan ringan-ringan saja.”

Dalam perspektif lain, tambahnya, kontroversi ini bisa menjadi blessing in disguise bagi kandidat politik lantaran publik bakal mencari tahu perihal apa nan membikin kelakar itu terlontarkan. Publik nan logis dan melek media biasanya aktif melakukan pencarian atas isu. 

"Jika mereka menemukan program Jakarta Maju itu tepat dan menambahkan faedah dari program gubernur sebelumnya, mereka berpotensi memberikan support pada kandidat," ucap dia.

Fuady mengimbuh publik untuk perlu mencermati peristiwa nan terjadi secara menyeluruh sehingga tidak bias dalam memaknai pernyatan kandidat politik. 

"Persoalannya adalah, ruang dalam media begitu terbatas, perihal nan nyeleneh lebih menarik perhatian publik untuk disebarluaskan, sehingga sebuah candaan dapat dimaknai sebagai keseriusan. Padahal boleh jadi itu tidak  merepresentasikan keseluruhan rangkaian peristiwa," kata dia. 

Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Ridwan Kamil-Suswono mendatangi area Pecinan Pancoran, Glodok, Tamansari, Jakarta Barat. Dalam kunjungannya itu Ridwan Kamil menyempatkan untuk membeli obat batuk dan pilek lantaran sedang sakit.

Selengkapnya
Sumber Politik
Politik