Jakarta PinangRaya - Analis mata duit Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah dipengaruhi kekhawatiran penanammodal menjelang Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2024.
“Rupiah diperkirakan bakal kembali melemah terhadap dolar AS nan menguat oleh kekhawatiran penanammodal menjelang Pilpres AS 2024,” ujarnya ketika ditanya Antara di Jakarta, Kamis.
Kekhawatiran tersebut berangkaian dengan polling Donald Trump nan semakin mendekati kelebihan Kamala Harris.
Apabila Trump menang, lanjutnya, maka inflasi di AS diperkirakan bakal meningkat akibat kebijakan pajak dan tarif. “Hal ini bakal membikin The Fed (Federal Reserve) semakin susah menurunkan suku bunga," kata dia.
Dengan pemilu nan dijadwalkan pada 5 November, Harris tercatat memperoleh support sebesar 48,2 persen, sementara Trump mengikuti di nomor 46,4 persen, berasas info terbaru dari ABC News dan 538 pada Selasa (22/10).
Di sisi lain, perkiraan pelemahan rupiah pada hari ini dipengaruhi prospek pemangkasan suku kembang oleh The Fed nan semakin menurun.
Survei terbaru menunjukkan pemotongan suku kembang hanya mencapai 50 basis points (bps) pada tahun ini dengan masing-masing bulan dipangkas 25 bps. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, pemangkasan suku kembang berpotensi hingga 70 bps.
“Range (nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini) Rp15.600-Rp15.700 per dolar AS,” ucap Lukman.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) nan ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah 14 poin alias 0,09 persen menjadi Rp15.640 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.627 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi melemah jadi Rp15.640 per dolar AS
Baca juga: Rupiah merosot di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024