Jakarta PinangRaya - Sejumlah pembimbing didatangkan untuk memberikan pengajaran kepada anak-anak korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki nan saat ini terpaksa tinggal tempat di pengungsian di Kabupaten Flores Timur dan Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Semua disiapkan per hari ini. Jangan sampai anak ini terputus pendidikannya,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam siaran konvensi pers penanganan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki nan diikuti dari Jakarta, Kamis.
Suharyanto menjelaskan BNPB telah menyiapkan tenda darurat nan unik untuk difungsikan sebagai kelas bagi anak-anak korban musibah belajar. Sementara pihak Dinas Pendidikan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota nan mendatangkan guru-guru tersebut.
“Kementerian mengenai nan bakal memberikan teknisnya bagaimana,” ucap Suhariyanto.
Baca juga: Kepala BPNB: Relokasi korban erupsi Lewotobi ditentukan rapat menteri
Berdasarkan info Pusdalops BNPB, tercatat setidaknya korban terdampak mencapai 10.295 orang alias 2.734 Kepala Keluarga (KK). Mereka merupakan penduduk dari beberapa desa di tiga kecamatan yaitu Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang, nan menjadi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Senin (4/11) awal hari.
Meski belum menjelaskan secara rinci berapa jumlah anak usia sekolah nan terdampak, tapi BNPB memastikan saat ini telah mendirikan pengungsian nan layak dan tersebar sebanyak enam titik di Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
Sampai dengan Kamis pagi tercatat masing-masing untuk Flores Timur pengungsian berada di Desa Lewolaga (693 orang pengungsi), Desa Hokeng (639 orang), dan Desa Konga (1.372 orang). Di Kabupaten Sikka total ada sebanyak 1.790 orang pengungsi dari tiga letak pengungsian nan disediakan pemerintah.
Baca juga: BNPB aktifkan sumur bor, pasok air bersih korban erupsi Lewotobi
Baca juga: 2.472 jiwa mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT
Baca juga: Wamensos salurkan support untuk korban erupsi Lewotobi Rp1,2 miliar
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024