Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden 20 Oktober 2024, Presiden terpilih Prabowo Subianto aktif melakukan konsolidasi. Prabowo mendekati presiden-presiden terdahulu, diantaranya presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Prabowo menjamu SBY di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan.
Juru Bicara Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa pertemuan dilakukan untuk mendengarkan masukan SBY dan Prabowo perlu pandangan menjelang pelantikan presiden.
"Terkait tugas beliau dan tantangan kepemimpinan beliau lima tahun ke depan mengingat kondisi geopolitik dan geostrategis nan sangat bergerak ke depan," ucap Dahnil.
Menyikapi perihal tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan Prabowo dan SBY bakal berjumpa lagi dalam waktu dekat.
"Saya tidak tahu mengenai persisnya, tetapi saya rasa pasti bakal ada pertemuan-pertemuan dalam waktu dekat ini juga Pak Prabowo dengan Pak SBY," ucap Riefky.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI, KH. Marsudi Syuhud meminta semua pihak menjaga stabilitas nasional, kerukunan antarsesama, mendukung transisi pemerintahan dan program Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hal ini menjadi krusial agar pembangunan dapat melangkah lancar sehingga bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Semua pihak agar mendukung program nan bakal dijalankan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Dukungan ini bakal memastikan kelanjutan pembangunan dan kemajuan bangsa,” pinta Marsudi.
Senada, mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah mengatakan kebijakan strategis nan bakal diterapkan Prabowo-Gibran mencakup beberapa sektor penting, diantaranya peningkatan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta. Hal ini diharapkan bisa mengatasi beragam persoalan nan dihadapi Indonesia saat ini, seperti ketergantungan pada impor pangan, energi, dan manufaktur, serta persoalan sumber daya manusia (SDM).
“Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bisa membawa Indonesia menuju masa depan nan lebih cerah dan sejahtera, serta mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” ujar Burhanuddin.