Liputan6.com, Jakarta - Wasekjen PDIP Adian Napitupulu menilai, pidato perdana Presiden Prabowo Subianto mengenai membebaskan rakyat dari kemiskinan dan penderitaan dapat dibuktikan dalam komposisi kabinetnya.
"Jadi begini, mengukur seorang presiden, itu diukur kelak ukuran pertamanya adalah komposisi kabinetnya. Apakah komposisi kabinetnya itu sesuai dengan nan dia sampaikan dalam pidato, alias sebaliknya?," kata Adian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
Menurut Adian, rakyat sendiri nan bakal menilai apakah susunan kabinet nan baru bisa menyelesaikan tantangan dalam pidato Prabowo.
"Nah rakyat kudu lihat komposisi ini. Menjawab enggak persoalan-persoalan Prabowo tadi," sambungnya.
Namun, Adian menilai kabinet Prabowo justru bakal sangat gendut dan perihal itu justru hanya bakal menyulitkan terwujudnya kemauan Prabowo seperti dalam pidatonya.
"Pertama terlalu besar. Itu bakal menyulitkan. Jadi begini, ketika mejanya terlalu banyak, maka birokrasi bakal panjang. Birokrasi nan panjang itu bakal menjadi beban buat perijinan buat investasi dan sebagainya sederhananya begitu lho," ujarnya.
Menurutnya, bertambahnya jumlah kementerian sama saja menambah beban negara dan birokrasi berbelit.
"Tadinya mejanya 34 sekarang mejanya jadi 42. Kan tambah meja tuh ya kan. Tambah meja artinya tambah birokrasi, tambah birokrasi artinya tambah proses. Tambah proses artinya tambah waktu. Tambah waktu artinya tambah beban baru. Itu aja. Dan itu sangat logis. Sederhananya gitu aja menurut gua," pungkasnya.