Sukabumi, Jabar PinangRaya - Tim SAR campuran mengerahkan tiga unit helikopter untuk menyelamatkan 71 nelayan nan terisolasi di gedung jejak dermaga milik PT Sumber Baja Prima (SBP) di perairan Laut Tegalbuleud, Desa Buniasih, Kabupaten Sukabumi, Jabar, lantaran jembatan untuk akses jalan ke darat terputus akibat diterjang gelombang pasang.
"Pada proses pemindahan melalui jalur udara ini kami mendapatkan support dua helikopter Lanud Atang Sendjaja (Ats). Sehingga ada tiga helikopter nan dikerahkan pada operasi SAR ini, satu unit milik Basarnas dan dua milik Lanud ATS," kata Kepala Kantor SAR Jakarta Desiana Kartika Bahari di letak kejadian nan memimpin penyelenggaraan operasi SAR, Kamis.
Adapun jenis helikopter nan digunakan untuk mengevakuasi 71 nelayan nan terisolasi di gedung jejak dermaga nan berada di Kecamatan Tegalbuleud tersebut jenis Dauphin AS-356 N3+ dgn call sign HR-3604 nan merupakan milik Basarnas.
Helikopter SAR ini mempunyai banyak kelebihan salah satunya dilengkapi teknologi flight management system (FMS), instrumen nan digunakan pilot untuk mengatur rencana terbang (flight plan) meliputi jalur nan bakal dilewati pesawat, kecepatan saat take-off, cruising dan landing serta info lainnya nan kudu disiapkan sebelum penerbangan dimulai nan menambah pengalaman SAR.
Baca juga: Basarnas kerahkan helikopter pemindahan puluhan nelayan terisolasi
Baca juga: Gulkarmat pemindahan nelayan meninggal bumi di Kepulauan Seribu
Kemudian dua jenis helikopter milik TNIK AU nan dikerahkan dari Lanud ATS ialah jenis Caracal dan Super Puma nan juga mempunyai keahlian dan kelebihan. Tiga helikopter ini silih berganti mengevakuasi nelayan nan kemudian dibawa ke Satuan Radar 216 Cibalimbing di Jalan Raya Surade-Ujunggenteng, Desa Pasiripis, Kecamatan Surade.
Nelayan nan tiba di Satarad Cibalimbing tersebut kemudian disambut oleh tim medis dari TNI AU dan Pemkab Sukabumi untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Mayoritas nelayan nan sudah seharian terisolasi di dermaga tersebut mengalami kelelahan lantaran minimnya pasokan logistik berupa makanan dan minuman.
"Helikopter nan kami kerahkan selain untuk mengevakuasi para korban juga untuk mengirim logistik makan dan minuman. Proses pemindahan ini memerlukan waktu nan cukup lama lantaran kondisi cuaca nan tidak stabil, apalagi angin bertiup kencang sehingga tim penyelamat nan diterjunkan kudu betul-betul waspada dan berhati-hati," katanya.
Desiana mengatakan pemindahan nan dilakukan oleh tim SAR campuran tidak hanya melalui jalur udara, tetapi juga melalui jalur laut dengan mengerahkan sejumlah kapal nelayan. Proses pemindahan melalui jalur laut ini dilakukan saat gelombang sedang dalam keadaan normal.*
Baca juga: Bakamla pemindahan nelayan alami kecelakaan di perairan Batu Berhenti
Baca juga: Tim SAR pemindahan nelayan nan lenyap selama lima hari di laut Garut
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024