Guru Besar UI rekomendasikan tiga strategi manajemen jalan

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
strategi tersebut penemuan prasarana berupa kreasi fisik, pengelolaan berasas regulasi, kepastian keselamatan dan kepantasan fungsi

Depok, Jawa Barat PinangRaya - Guru Besar Tetap bagian Ilmu Manajemen Transportasi Jalan Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI) Prof. Ir. R. Jachrizal Sumabrata, M.Sc. (Eng), Ph.D merekomendasikan tiga strategi manajemen jalan sebagai bagian dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

"Ketiga strategi tersebut adalah penemuan prasarana berupa kreasi bentuk (pavement), pengelolaan berasas regulasi, serta kepastian keselamatan dan kepantasan fungsi," kata Prof. Ir. R. Jachrizal Sumabrata di Depok, Kamis.

Ia mengatakan manajemen jalan nan berkepanjangan mengutamakan konektivitas, keselamatan dan kelestarian lingkungan perlu diterapkan lantaran jalan bukan hanya sarana transportasi, melainkan juga tulang punggung pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.

Dengan memanfaatkan teknologi dan material ramah lingkungan, serta berfokus pada transisi menuju prasarana hijau dan kendaraan listrik, Indonesia bakal bisa menciptakan jaringan jalan nan tangguh, inklusif dan berkelanjutan.

Perkerasan jalan (pavement) adalah aspek kritis dalam manajemen jalan. Manajemen jalan nan baik bakal memperhatikan kondisi perkerasan secara berkala untuk mencegah kerusakan jalan.

Penelitian Prof. Jachrizal menemukan bahwa pemanfaatan aspal buton sebagai material jalan terbukti bisa mengurangi ketergantungan pada aspal minyak. Penggunaan nano crumb rubber meningkatkan daya tahan aspal, memberikan perlindungan deformasi rutting, dan memperpanjang umur perkerasan.

Baca juga: Guru besar UI: Pengembangan semikonduktor aspek utama ekonomi global

Baca juga: Ekonom prediksi ekonomi RI kembali tembus 5 persen di triwulan IV 2024

Solusi ini sejalan dengan prinsip keberlanjutan untuk mendukung prasarana nan lebih ramah lingkungan dan tangguh.

Selain infrastruktur, keselamatan jalan merupakan tujuan utama dalam manajemen jalan. Hal ini lantaran Indonesia mempunyai rasio kecelakaan 57,84 per 100.000 masyarakat berasas info dalam kitab Potret Keselamatan Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia 2023.

Sebanyak 12 provinsi mempunyai rasio kecelakaan di atas rata-rata nasional, sehingga perlu penanganan lebih intensif.

Untuk itu, manajemen keselamatan jalan kudu memastikan kreasi dan pemeliharaan jalan nan baik, serta menyediakan akomodasi bagi semua pengguna, termasuk pejalan kaki dan pengguna sepeda.

Tak kalah penting, Prof. Jachrizal menilai pertimbangan kelaikan kegunaan jalan perlu diperhatikan dalam manajemen jalan. Jalan kudu menjadi prasarana transportasi nan aman, nyaman dan lancar. Pemeliharaan rutin dan audit secara berkala dapat memastikan jalan dalam kondisi baik.

Dengan penerapan teknologi modern dalam pemantauan dan pemeliharaan jalan, efisiensi dan efektivitas pertimbangan kelaikan kegunaan jalan dapat ditingkatkan.

Selain itu, manajemen jalan perlu memfasilitasi transisi dari sistem kendaraan konvensional (CVs) ke sistem nan sepenuhnya otomatis dan terhubung (CAVs).

Kendaraan listrik menawarkan solusi untuk polusi dan efisiensi transportasi, namun prasarana jalan kudu mendukung pengisian daya dari sumber daya terbarukan.

Dalam perihal ini, diperlukan kebijakan nan bisa mengakomodasi kebutuhan teknologi, seperti radar dan lidar untuk operasional kendaraan otonom. Sinergi antara kesiapan prasarana dan teknologi diharapkan dapat mendorong sistem transportasi nan lebih ramah lingkungan.

“Kita perlu mengingat bahwa jalan bukan hanya sarana transportasi, tetapi juga ruang publik nan mempunyai peran multifungsi. Jalan berfaedah sebagai jalur pergerakan sekaligus ruang ekonomi, sosial, dan budaya. Karena itu, krusial bagi kita untuk merancang jalan sebagai ruang publik nan inklusif," ujarnya.

"Melalui pendekatan nan tepat, kita dapat menciptakan keseimbangan antara kepentingan publik, meningkatkan kualitas hubungan sosial, serta menjadikan jalan sebagai ruang nan ramah bagi semua kalangan,” ujar Prof. Jachrizal.

Ia menambahkan bahwa untuk mencapai manajemen jalan berkepanjangan nan efektif, penilaian jalan lestari sangatlah penting. Hal ini mencakup pertimbangan akibat lingkungan, sosial, dan ekonomi dari jalan nan ada.

Dengan demikian, perbaikan dan pengembangan nan diperlukan dapat dilakukan agar jalan nan dikelola tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga mempertimbangkan akibat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

Baca juga: LPEM UI prediksi PDB tumbuh 4,96 persen pada triwulan III 2024

Baca juga: BNI dan UI kembangkan ekosistem finansial di lingkungan pendidikan

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024

Selengkapnya
Sumber News
News