Jakarta PinangRaya - Pembahasan rencana untuk merelokasi tempat tinggal penduduk sekaligus korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) bakal segera ditentukan secara rinci dalam rapat tingkat menteri.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam siaran konvensi pers penanganan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki nan diikuti dari Jakarta, Kamis.
Suharyanto menjabarkan bmerelokasi tempat tinggal penduduk adalah opsi nan paling tepat, mengingat berasas hasil analisa tim di letak terdampak, pemukiman penduduk tersebut berada di dalam area ancaman alias lebih kurang tujuh kilometer dari bukaan kawah Gunung Lewotobi Laki-Laki nan saat ini tetap erupsi.
Namun terlepas dari situ, kata dia, ada beberapa perihal krusial nan mesti dipertimbangkan sehingga relokasi tidak justru memberatkan warga, mengingat relokasi bukan hanya memindahkan orang tapi juga sumber mata pencahariannya.
Baca juga: BNPB aktifkan sumur bor, pasok air bersih korban erupsi Lewotobi
Suhariyanto menyebut dalam rapat tingkat menteri tersebut bakal dibahas mulai dari pemanfaatan aset tanah (pemerintah daerah/pusat), keamanan letak nan bakal ditempati, hingga skema pendanaan untuk pembangunan tempat tinggal nan baru.
“Maka tindak lanjutnya bakal ada rapat tingkat menteri nan dipimpin Menko PMK (Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) dan juga bekerja sama dengan Kementerian PUPR (saat ini Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman),” kata Suhariyanto.
Berdasarkan info Pusdalops BNPB tercatat setidaknya ada 10.295 orang alias 2.734 Kepala Keluarga (KK) nan masuk dalam opsi relokasi tersebut.
Mereka merupakan penduduk dari beberapa desa di tiga kecamatan yaitu Ile Bura, Titehena, dan Wulanggitang nan menjadi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, pada Senin (4/11) awal hari.
Baca juga: BNPB pertimbangkan skema buka tutup jalan Flores Timur – Sikka
Baca juga: Korban erupsi Gunung Lewotobi di pengungsian menjadi 4.436 orang
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024