Jakarta PinangRaya - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan, pemerintah mempunyai tujuan hilirisasi untuk mengembangkan rumput laut, salah satunya menjadi produk bioavtur.
"Kita kan juga koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Bapak Trenggono untuk perihal itu. Dan kita sudah ada gambaran awalnya jadi kita sudah sampaikan dan kita juga memastikan potensi prioritasnya apa," ujar Menteri Roslan saat ditemui di Jakarta, Minggu.
Roslan mengakui untuk riset awal pemanfaatan rumput laut menjadi bioavtur dan beberapa produk lain oleh salah satu asosiasi mengenai telah dikantonginya serta bakal membicarakannya lebih lanjut dengan KKP.
"Tapi untuk riset awalnya dengan asosiasi juga sudah menyampaikan kepada kami," katanya.
Dengan potensi produksi rumput laut hasil budidaya nan tersebar di beragam wilayah Indonesia nan meliputi Bali, Nusa Tenggara Timur serta beberapa wilayah di Indonesia bagian timur ini dia percaya hilirisasi rumput laut dapat dikembangkan lebih jauh sehingga bisa menghasilkan nilai tambah.
Namun demikian, dia mengakui bahwa komoditas rumput laut saat ini belum mempunyai corak upaya secara korporasi, sehingga perihal ini menjadi salah satu tugas nan menjadi catatan baginya agar dapat merealisasikan hilirisasi rumput laut menjadi bioavtur.
Terlebih, Indonesia menjadi produsen rumput laut tropis terbesar di dunia. Sehingga dari sisi produksi alias hulu bisa memenuhi kebutuhan hilirisasi alias pengembangan produk.
"Sangat cukup (produksi). Kita untuk rumput laut ini, kita nomor dua penghasil terbesar di dunia. Tetapi untuk rumput laut tropis kita nomor satu terbesar di dunia," pungkasnya.
Berdasarkan catatan KKP, hingga sekarang potensi budi daya rumput laut tetap terbuka luas. Hal ini lantaran pemanfaatan lahan untuk budi daya baru terpakai 0,8 persen alias seluas 102.254 hektare dari total potensi luas lahan sebesar 12 juta hektare.
Pada tahun 2022, budidaya rumput laut Indonesia menghasilkan 9,23 juta ton nan didominasi jenis Cottonii sebagai bahan karagenan, disusul jenis rumput laut Sargassum, Gracilaria, Haliminea, dan Gelidium amanzii.
Baca juga: BRIN kembangkan penemuan bioindustri untuk hilirisasi rumput laut
Baca juga: Memacu daya saing "emas hijau" di pesisir utara Jawa Barat
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024